Tips Waras Hadapi Anak yang Sering Abai Bahaya

JAKARTA – Anda pasti kesal melihat anak yang cenderung bertindak semaunya dan tidak pernah mau mendengarkan arahan, bukan? Hampir setiap orang tua kesal dan kewalahan ketika momen-momen impulsif anak datang. Apakah impulsif itu?

Perilaku impulsif diartikan sebagai sikap yang dilakukan seseorang tanpa memikirkan akibat yang dilakukannya. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak karena keterbatasan menyampaikan emosi atau meredam dorongan (impuls) yang muncul. Sebenarnya perilaku impulsif ini lumrah pada anak tetapi dapat juga disebut sebagai gangguan psikologis jika sering terjadi dan sulit untuk dikendalikan.

Anak yang berperilaku impulsif sering kali bertindak sesukanya, abai tanpa menyadari bahwa perilakunya dapat menimbulkan bahaya. Namun seiring bertambahnya usia, kemampuan anak mengenal dan mentransfer respon akan membaik sehingga perilaku impulsifnya pun seiring berkurang.

Bagaimana Contoh Sikap Impulsif Anak?

Berikut tindakan yang biasanya dilakukan anak impulsif:

  • Melakukan hal-hal konyol demi mendapat perhatian
  • Sulit konsisten mentaati aturan
  • Bersikap agresif seperti: memukul, menendang, atau menggigit
  • Kesulitan menunggu giliran dalam permainan dan percakapan
  • Bereaksi berlebihan terhadap frustrasi, kekecewaan, kesalahan, dan kritik
  • Tidak mengerti konsekuensi dari tindakan mereka

Apa Penyebab Anak Berperilaku Impulsif?

Berikut penyebab utama perilaku impulsif pada anak:

1. Saraf yang belum berkembang sempurna

Jika dibandingkan dengan orang dewasa, saraf impuls pada anak masih belum berkembang dengan sempurna karena inilah anak akan lebih berani mengambil tindakan tanpa berpikir konsekuensinya.

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD adalah jenis gangguan mental pada anak terkait dengan kesulitan memusatkan perhatian dan hiperaktif. Anak yang mengidap gangguan ADHD seringkali memiliki sifat impulsif. Anak menjadi tidak sabaran dan suka memotong pembicaraan orang lain.

3. Stres dan frustrasi

Anak yang merasa tertekan akan mudah mengalami stress dan frustasi kemudian melampiaskan kekesalannya dengan perbuatan impulsif.

4. Tidak dapat mengekspresikan diri dengan baik

Perilaku impulsif sering terjadi pada anak usia dini karena belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak tidak paham apa yang dirasakannya, apakah perasaan senang, sedih, stress atau frustasi.

Bagaimana Mengurangi Perilaku Impulsif Anak?

Berikut beberapa cara yang mungkin bisa Anda coba untuk mengurangi perilaku impulsif anak:

  • Ajarkan untuk Memecahkan Masalah

Ajakan anak untuk mengatasi masalah akan membuatnya lebih mengerti tentang sebab akibat yang akan terjadi atau beberapa kemungkinan yang akan didapat, hal tersebut berguna agar anak bisa lebih mengendalikan dirinya sendiri.

  • Memberitahu jika Perilakunya Salah

Katakan jika orang lain mungkin tidak suka atau terganggu dengan perilaku anak. Katakan dengan lembut dan sesuaikan dengan pemahamannya walaupun mungkin butuh waktu yang lama.

  • Ajarkan untuk Sabar Menunggu Giliran

Ajarkan anak untuk tidak mendahului dan bersabar sampai gilirannya tiba.

  • Ajarkan untuk Mengendalikan Diri

Ajarkan anak tentang komunikasi asertif agar anak bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik sehingga anak lebih bisa mengendalikan dirinya dan bersabar.

Walaupun sikap impulsif pada anak cenderung tampak negatif, hindari bersikap keras pada anak. Bantu anak untuk bisa mengekspresikan perasaannya sehingga mereka memiliki kontrol lebih besar atas dirinya dan tindakannya. Hadapi perilaku impulsif anak dengan bijaksana dan yakinkan kalau Anda memahami mereka.


Sumber:

Exit mobile version