lintasopini.com – Apakah harga diri atau self–esteem itu? Self-esteem adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan orang-orang di lingkunganya dari sikap, penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Terdapat tiga komponen utama dalam self–esteem menurut Heatherton dan Polivy (1991):
(1) Performance
Performance mengacu pada pengertian seseorang tentang kompetensi umum dan termasuk kemampuan intelektual, kapasitas regulasi diri, percaya diri, dan self agency. Seseorang dengan self–esteem tinggi percaya bahwa mereka pintar dan mampu.
(2) Social
Self–esteem sosial mengacu pada bagaimana seseorang percaya orang lain memandang diri mereka. Mereka sangat memperhatikan persepsi daripada realitas. Mereka memperhatikan citra mereka dan merasa khawatir tentang bagaimana orang lain melihat mereka.
(3) Physical
Fisik mengacu pada bagaimana orang melihat tubuh fisik mereka dan mencakup hal-hal seperti keterampilan atletik, daya tarik fisik, citra tubuh, stigma fisik dan perasaan tentang ras dan etnis.
Self–esteem merupakan hal yang penting dalam kehidupan karena mempengaruhi berbagai aspek, seperti: membuat proses memahami, menghargai, dan mencintai diri sendiri lebih baik sehingga dapat mengenali kelebihan, sisi positif sekaligus kelemahan dalam diri.
Sedangkan self–esteem pada ibu rumah tangga yang dimaksud disini adalah penghargaan diri ibu terhadap perannya sebagai ibu rumah tangga setelah berhenti bekerja, terhadap diri sendiri, kondisi baru dan bagaimana cara pandang ibu dalam menilai kesibukanya sekarang. Menurut Maslow (dalam Ananda, 2013) kebutuhan akan self–esteem merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang mendorong orang untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari orang lain.
Mengapa penting untuk meningkatkan self esteem pada ibu rumah tangga?
Tuntutan dan kewajiban di rumah sering kali menimbulkan stres bagi ibu. Peran ibu rumah tangga terkadang dianggap pasif akan perkembangan pribadi karena tidak dapat memperluas wawasan. Disamping itu berbagai macam tuntutan ibu rumah tangga dapat membuat ibu merasa tertekan dan kesulitan menghadapi konflik dalam penyelesaian tugas rumah tangga. Tuntutan tugas rumah tangga tersebut sering dikerjakan seorang diri yang membutuhkan keterampilan, waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Ketidakseimbangan antara tuntutan dengan sumber daya yang dimiliki menyebabkan ibu berada dalam kondisi stres yang membahayakan kesejahteraannya (Maisya, 2014).
Berikut ini adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa self esteem ibu rumah tangga rendah:
- Sulit untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan serta sulit menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
- Fokus pada kelemahan dalam diri dan berpikir bahwa orang lain lebih baik daripada dirinya sendiri.
- Takut akan kegagalan dan sering mengalami kecemasan.
- Punya anggapan bahwa pendapat atau perasaan orang lain lebih penting ketimbang diri sendiri.

Ibu rumah tangga dengan self–esteem yang rendah cenderung mengisolasi diri dari situasi sosial, berhenti mencoba hal-hal baru dan menghindari hal-hal yang menurutnya menantang. Depresi dan gangguan kecemasan adalah contoh penyakit mental yang umumnya menyerang orang dengan self–esteem yang rendah. Di samping itu, self–esteem yang rendah juga bisa memicu ibu melakukan tindakan impulsif. Tindakan impulsif ini biasanya dijadikan cara untuk melampiaskan semua emosi negatif yang dirasakan sehingga dikhawatirkan ibu akan memberikan pola asuh yang buruk ke anak. Berikut langkah untuk meningkatkan self-esteem ibu:
1. Cari tahu penyebab self esteem menurun
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi self–esteem seseorang. Dilansir dari laman Mind, berikut adalah berbagai pengalaman hidup yang sering kali menimbulkan stres dan menurunkan self esteem seseorang:
- Pernah menjadi korban bullying atau pelecehan seksual
- Diskriminasi dalam lingkungan atau kelompok tertentu
- Masalah di sekolah, masalah dalam keluarga, mengalami perceraian, atau masalah keuangan
- Stres, memiliki penyakit mental atau penyakit kronis
- Khawatir dengan penampilan dan gangguan pada citra tubuh
2. Ciptakan dan ubah pikiran negatif menjadi positif
Setelah tahu penyebabnya, cobalah untuk mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif. Hindari membuat kesimpulan negatif atau membuat berbagai keluhan yang akhirnya bisa mengikis harga diri. Daripada berpikir prestasi Anda ‘mandek’ karena menjadi ibu rumah tangga, coba katakan pada diri Anda sendiri hal-hal seperti, “Walaupun terlihat biasa saja, sebenarnya saya sedang melakukan pekerjaan luar biasa dan tidak semua orang bisa melakukannya.”
Hindari pernyataan, “seharusnya” atau “seandainya” pada peristiwa yang sudah berlalu karena ini bisa membuat Anda berekspekstasi pada hal yang kurang realistis.
3. Minta bantuan pada orang yang Anda percaya
Pertimbangkanlah untuk menceritakan kegelisahan ini pada orang-orang yang terpercaya, semisal berdiskusi dengan suami, teman-teman terdekat dan jika perlu lakukan konseling pada psikolog. (Amal)
Rerefensi:
- Devi, Y. R., & Fourianalistyawati, E. (2018). Hubungan antara Self Esteem dengan Penyesuaian Diri sebagai Peran Ibu Rumah Tangga pada Ibu Berhenti Bekerja di Jakarta. Psibernetika, 11(1).
- Ayu, S. (2012). STRESSOR DAN COPING STRESPADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK BEKERJA.
- https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/self-esteem/
Terima kasih informasinya, sangat bermanfaat
Terima kasih informasinya, sangat bermanfaat!