JAKARTA – Di era digital ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa konektivitas dengan berbagai jaringan dan sosial begitu cepatnya. Informasi melewati layar-layar smartphone maupun gadget kita begitu banyak dan melimpah. Tak bisa dipungkiri juga bahwa media sosial menjadi wadah layaknya tempat dan lokasi untuk saling terhubung secara digital.
Tapi, konektivitas ini ternyata menimbulkan banyak dampak, salah satunya dampak psikologis. Tidak sedikit komentar-komentar dari para netizen bertengger di kolom beranda media sosial kita, atau bahkan kita sendiri yang merasakan ketika melihat postingan-postingan yang menurut kita sesuatu kelebihan yang ditampilkan oleh orang lain.
“Wow, cantik banget! Aku mah apa~”
“Dia selalu bahagia ya hidupnya, kok aku gini-gini aja nggak ada berkembangnya?”
Kata-kata tersebut sering sekali kita batinkan atau ucapkan kepada orang lain yang dirasa memiliki kelebihan dari kita. Secara tidak sadar hal ini menjadi sebuah persoalan yang saat ini dikenal dengan perasaan insecure.
Apa sih insecure itu?
Dikutip dari laman Alodokter, insecure adalah keadaan dimana seseorang merasakan cemas, tidak aman, dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap dirinya sendiri. Nah, adanya perasaan insecure yang dirasakan berulang-ulang, akan berdampak kepada kesehatan mental seseorang, seperti timbul perasaaan tidak percaya diri, merasa diri paling rendah dari yang lain, dan ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Bayangkan ketika setiap orang merasakan insecure, kesehatan mental seseorang digeruk dan menjadi tidak berkembang, yang nantinya membahayakan dirinya.
Persoalan insecure di masa sekarang sedang marak terjadi terutama pada generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang meluas, perasaan insecure juga semakin berkembang. Dengan media sosial, orang-orang berlomba-lomba untuk menunjukkan kelebihan yang dimiliki dibandingkan kekurangannya. Hal ini mengiring stigma dan pikiran perorangnya bahwa hidupnya tidak se-perfect seperti yang ditunjukkan oleh media, sehingga menimbulkan perasaan dan pikiran “kok bisa, kenapa aku nggak bisa, dan berbeda” yang semakin besar.
Adapun latar belakang timbulnya perasaan insecure, berbeda-beda antar manusia satu dengan yang lain, semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang diiringi dengan modernisasi, menambah jalan lebih luas kepada timbulnya perasaan insecure dan perbandingan perbedaan antar orangnya. Teknologi yang semakin canggih dan terjadinya modernisasi, membuat orang menjadi terus terpacu untuk melihat dan mendengar melalui berbagai media dan mematok tingkatan pencapaian dalam hidupnya pada sisi terbaik saja, tidak melihat sisi lain dari hal tersebut. Setiap orang memiliki ekspektasi tinggi terhadap dirinya sendiri baik kehidupan, pekerjaan, dan fisik. Ketika ia melihat dan mendengar adanya orang lain yang mampu melewati batas ekspektasi yang dimiliki, seketika berpikir bahwa ia tidak aman dan akan menjadi terburuk. Ini dapat melatarbelakangi timbulnya perasaan insecure yang membawa seseorang kepada keadaan tidak percaya diri kepada capaian yang dimilikinya, atau tidak mensyukuri apa yang ia punya.
Hal tersebut ditambah dengan banyaknya komentar dan informasi melalui dunia maya memicu setiap orangnya ingin terlihat perfect di segala hal. Ironinya hal ini diterapkan di dunia nyata, yang memudahkan timbulnya pengotakan, perbedaan, dan perbandingan antara satu orang dengan yang lain. Adanya pengaruh teknologi mengarahkan segala macam alat, bahan, cara yang berfungsi mengubah manusia menjadi perfeksionisme. Misalnya dalam melihat warna kulit, warna kulit putih selalu diibaratkan rupawan dan baik dibandingkan warna kulit hitam atau kecoklatan. Standar seseorang mulai beralih menuju warna kulit yang berwarna putih sehingga ketika seseorang dengan kulit berwarna agak kegelapan, akan mencoba berbagai cara untuk bisa memiliki kulit putih. Akibatnya, bagi sebagian orang yang merasakan kurang mencapainya dapat menimbulkan perasaan insecure. Terlihat jelas bahwa pada masa sekarang ini segala sesuatunya dilihat dari sudut perbedaan serta perbandingan yang terus menerus dengan orang lain, hal itu akan berdampak kepada mental breakdown dan merusak anak bangsa.
Apa yang Harus Dilakukan agar Terhindar dari Insecure?
Oleh karenanya, generasi sekarang perlu menanamkan dalam dirinya untuk selalu mencintai diri sendiri tanpa harus membanding-bandingkan dengan orang lain, dan dengan adanya kemauan dari diri sendiri untuk aktif seperti melakukan dan mengikuti sosialisasi atau seminar yang mengarah kepada motivasi masyarakat untuk bersyukur dengan segala yang ada di hidupnya. Selain itu, juga bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dan infomasi itu sendiri, dengan mengunakan media apapun untuk belajar bersyukur seperti mencari konten di instagram, media web, dan buku yang menyajikan tentang motivasi hidup dan cinta kepada segala sesuatu yang ada di diri sendiri.
Media juga bisa digunakan sebagai sarana mengkomunikasikan tentang insecure dan pentingnya untuk menyanyangi diri sendiri tanpa harus berpatokan kepada orang lain, sehingga semua orang dapat belajar tentang memaknai insecure dan diri sendiri. Salah satu penggunakaan media yang telah digunakan yaitu dengan adanya film “Imperfect”, yang mengajarkan kepada semua orang bahwa orang tidak perlu menjadi perfect untuk bisa bahagia. Mensyukuri apa yang telah dimiliki sudah sangat cukup mencapai kebahagian tersebut. So, mari kita katakan bye-bye insecure!
Referensi:
https://www.alodokter.com/sering-merasa-insecure-ini-cara-mengatasinya.https://www.hipwee.com/narasi/insecure-efek-perkembangan-teknologi-dan-informasi/