Kenali Dampak KDRT terhadap Psikis Anak

lintasopini.com – KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga dapat diartikan sebagai perilaku menyakiti baik secara fisik maupun psikis emosional yang mengakibatkan kesakitan dan distress (penderitaan subjektif) dalam lingkup keluarga antar pasangan suami istri (intimate partners) atau terhadap anak-anak atau anggota keluarga lain atau terhadap orang yang tinggal serumah (misal pembantu rumah tangga).

Penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang datang dari luar diri pelaku kekerasan, misalnya kesulitan ekonomi yang berkepanjangan atau perselingkuhan atau ditinggalkan pasangan atau kejadian-kejadian lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri pelaku itu sendiri yang menyebabkan ia mudah sekali terprovokasi melakukan tindak kekerasan meskipun masalah yang dihadapinya tersebut relatif kecil.

Perilaku KDRT tidak hanya berdampak pada pelaku dan korban yang mengalami tindak kekerasan tetapi juga berdampak pada anak-anak yang menjadi korban tidak langsung dari peristiwa kekerasan tersebut.  Akibat dari trauma ini membentuk luka batin yang tersimpan dan berpotensi menggerogoti hal-hal positif. Peristiwa kehidupan negatif di masa anak-anak ini pula yang kemudian dapat menimbulkan depresi dan trustissues pada masa dewasa.

https://pixabay.com/photos/child-girl-fear-abuse-violence-1439468/

Ada beberapa dampak trauma kekerasan yang dialami anak meskipun berbeda bentuknya pada setiap anak, sebagai berikut:

  1. Agresif, ditunjukkan saat anak memiliki kemarahan yang meluap-luap yang akhirnya menyakiti atau melukai orang lain.
  2. Depresi, anak yang depresi cenderung murung, sedih yang tidak biasa dan bertahan lama. Kehilangan minat melakukan hobby, gangguan tidur, letih berkepanjangan, kesulitan berkonsetrasi, nafsu makan berkurang atau berlebih dari biasanya juga menjadi tanda yang perlu diwaspadai.
  3. Sering Menangis, ditunjukkan karena anak merasa tidak aman dan kehilangan figur yang bisa melindunginya, sehingga menimbulkan perasaan sulit percaya dengan orang lain.
  4. Melakukan Tindak Kekerasan Pada Orang Lain, anak belajar dari pengalaman bagaimana orang dewasa berperilaku dan memperlakukannya dulu kemudian bereaksi sesuai yang ia tahu.
  5. Penurunan Kognitif, kekerasan fisik dan psikis mengganggu fungsi otak dan mempengaruhi proses dan hasil belajarnya.

Setelah membaca ulasan di atas, pembaca diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan psikis/ mental anak. Bila merasa tanda – tanda di atas ‘cukup relate’ dengan kondisi anak atau bahkan diri Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada profesional agar mendapatkan penanganan yang tepat. (Amal)

Sumber:

https://ukp.psikologi.ugm.ac.id/2011/12/29/mengenal-depresi/

Mardiyati, I. (2015). Dampak trauma kekerasan dalam rumah tangga terhadap perkembangan psikis anak. Jurnal Studi Gender dan Anak, I (2), 26-29.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.